Volksraad, Dewan Rakyat Era Kolonial Menjadi Panggung Awal Nasionalisme
Senin, 2 Juni 2025 16:15 WIB
Volksraad adalah dewan perwakilan bentukan Belanda di Hindia Belanda sebagai simbol demokrasi semu kolonial.
***
Dalam sejarah Indonesia, perjuangan menuju kemerdekaan tidak hanya berlangsung di medan tempur, tetapi juga melalui jalur politik dan diplomasi. Salah satu arena penting dalam sejarah pergerakan nasional adalah Volksraad, atau Dewan Rakyat Hindia Belanda.
Dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1918, Volksraad dimaksudkan sebagai bentuk "modernisasi" sistem pemerintahan kolonial, namun dalam praktiknya menjadi simbol demokrasi semu yang justru memicu kesadaran politik kaum pergerakan.
Latar Belakang Pembentukan Volksraad
Setelah penerapan Politik Etis (1901), Belanda mengklaim ingin "membalas budi" kepada rakyat Hindia Belanda dengan meningkatkan kesejahteraan. Salah satu bentuknya adalah memberikan sedikit partisipasi politik melalui pembentukan dewan perwakilan.
Selain itu, munculnya organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo (1908) dan Sarekat Islam (1911) membuat Belanda khawatir. Mereka berupaya meredam tuntutan kemerdekaan dengan membentuk lembaga yang terkesan demokratis.
Tujuan Pembentukan Volksraad
-
Memberi kesan bahwa Hindia Belanda memiliki pemerintahan sendiri (meski terbatas).
-
Meredam gerakan nasionalis dengan memberikan saluran aspirasi yang terkendali.
-
Memperkuat legitimasi kolonialisme Belanda di mata dunia internasional.
Struktur dan Komposisi Volksraad
Volksraad pertama kali bersidang pada 18 Mei 1918 dengan anggota yang dipilih dan diangkat oleh pemerintah kolonial. Anggotanya terdiri dari 60 orang (kemudian ditambah menjadi 70), dengan perwakilan dari berbagai kelompok: pribumi, Belanda, Timur Asing (Tionghoa, Arab, dan India). Namun keanggotaan didominasi oleh orang-orang Eropa dan pro-Belanda.
1. Keanggotaan Volksraad
Kelompok | Jumlah Awal (1918) | Perubahan (1931) |
---|---|---|
Eropa (Belanda & Indo) | 25 | 30 |
Pribumi (Indonesia) | 30 | 38 |
Timur Asing (Tionghoa, Arab) | 5 | 8 |
Catatan:
-
Anggota pribumi tidak sepenuhnya dipilih rakyat, melainkan melalui sistem pemilihan tidak langsung yang dikendalikan Belanda.
-
Kekuasaan nyata tetap di tangan Gubernur Jenderal dan pemerintah kolonial.
2. Wewenang Volksraad
Volksraad bukan parlemen sejati, melainkan hanya memiliki fungsi:
-
Hak advis (memberi saran) kepada Gubernur Jenderal.
-
Hak angket (penyelidikan terbatas).
-
Tanpa kekuatan legislatif nyata—keputusan akhir tetap di tangan Belanda.
Tokoh-Tokoh Penting di Volksraad
Meskipun Volksraad memiliki keterbatasan, sejumlah tokoh nasionalis memanfaatkannya untuk menyampaikan kritik dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia. Beberapa di antaranya:
-
Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, salah satu pendiri Indische Partij.
-
Mohammad Husni Thamrin, dikenal vokal dalam memperjuangkan nasib rakyat Jakarta dan kaum urban.
-
Sutomo, tokoh Boedi Oetomo.
-
Sutan Sjahrir dan Soetardjo Kartohadikusumo, yang kemudian mengusulkan Petisi Soetardjo (1936)—sebuah permintaan agar Indonesia diberi kemerdekaan secara bertahap dalam waktu 10 tahun. Meskipun petisi ini ditolak oleh pemerintah Belanda, ia menjadi titik penting dalam sejarah perlawanan diplomatik.
Kritik Terhadap Volksraad: Mengapa Gagal?
1. Hanya Alat Legitimasi Kolonial
-
Tidak memiliki kekuatan nyata, hanya "boneka" Belanda.
-
Keputusan penting tetap diambil oleh Gubernur Jenderal.
2. Tidak Mewakili Aspirasi Rakyat
-
Proses pemilihan tidak demokratis.
-
Mayoritas anggota pro-Belanda mendominasi suara.
3. Pergerakan Nasionalis Lebih Memilih Non-Kooperatif
Tokoh seperti Soekarno dan Mohammad Hatta menolak Volksraad karena dianggap tidak efektif. Mereka lebih memilih perjuangan di luar sistem kolonial.
Perkembangan dan Akhir Volksraad
Pada tahun-tahun menjelang pendudukan Jepang, Volksraad menjadi semakin aktif namun tetap dibatasi. Saat Jepang menyerbu Hindia Belanda pada 1942, Volksraad dibubarkan. Jepang membentuk struktur baru bernama Chuo Sangi In. Meski gagal menjadi lembaga yang benar-benar demokratis, Volksraad memiliki beberapa dampak penting:
1. Melatih Diplomasi Politik Tokoh Nasionalis
Banyak tokoh yang kemudian terlibat dalam BPUPKI dan PPKI memulai karir politik di Volksraad.
2. Memperlihatkan Watak Asli Kolonialisme Belanda
Volksraad membuktikan bahwa Belanda tidak serius memberikan kemerdekaan, sehingga memperkuat tekad perjuangan rakyat Indonesia.
3. Menjadi Pelajaran bagi Sistem Demokrasi Indonesia
Pengalaman Volksraad mempengaruhi cara Indonesia merancang lembaga perwakilan yang lebih berdaulat setelah merdeka.
Kesimpulan
Volksraad adalah simulasi demokrasi kolonial Belanda yang gagal memenuhi harapan rakyat Indonesia. Meski menjadi panggung bagi beberapa tokoh nasionalis, lembaga ini tidak memiliki kekuatan nyata dan hanya digunakan untuk mengontrol perlawanan terhadap penjajahan.
Namun, sejarah Volksraad memberikan pelajaran berharga: kemerdekaan tidak bisa diraih hanya melalui jalan diplomasi semu, tetapi memerlukan perjuangan yang lebih radikal.

Penulis Indonesiana
80 Pengikut

Strategi Pertumbuhan Konglomerat
Senin, 25 Agustus 2025 08:46 WIB
Riwayat Pinjaman Anda dalam BI Checking
Kamis, 21 Agustus 2025 22:45 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler